Sejak
dulu saya sangat tertarik mencari tahu hal seputar pernikahan. Bahkan sedari kecil
saya sudah hobi membaca rubrik pernikahan di majalah wanita dan fenomena
seputar rumah tangga di Oh Mama Oh Papa majalah kartini. Hingga begitu menekuni
dunia menulis, saya pun lebih banyak menulis tema pernikahan. Mulai dari cerpen
cerpen saya yang dimuat di majalah-majalah wanita seperti bukan pernikahan
cinderella, Memaafkan, ketika merpati patah sayapnya dan cemburu gila. Untuk
buku-buku selain menulis tema pernikahan seperti surat cinta untuk suamiku, aku
mencintaimu, dan larangan dalam pernikahan yg dalam proses terbit. Saya juga
senang berburu buku pernikahan baik nonfiksi seperti menikah untuk bahagia
Nunik noveldy dan fiksi salah satunya novel selingkuh karya Paulo Coelho
seperti dibawah ini.
Di dalam buku ini di kupas sbb menurut review saya :)
Jatuh cinta
memang indah rasanya. Membuat seseorang merasakan euforia dan kepanikan
sekaligus. Mendadak hidup lebih bergairah dan penuh tantangan. Namun apa
jadinya bila pasangan jatuh cinta pada selain suami atau isterinya sendiri? Maka perselingkuhan bisa menjadi
peluang yang terbuka lebar di depan mata. Baik itu dilakukan secara
terang-terangan maupun hanya dipendam saja di dalam hati. Tak heran, daftar
perceraian akan semakin panjang saja di KUA. Sejatinya jatuh cinta diharapkan
berkali kali pada orang yang sama yaitu isteri atau suami sendiri. Namun siapa
yang bisa menebak datangnya panah cinta dari pihak luar selain suami seperti
yang dialami tokoh Linda dalam novel ini? Seorang jurnalis berusia pertengahan
tiga puluh dengan anak anak yang hebat dan suami yang sempurna. Tak ada yang
kurang dalam kehidupan pernikahannya.
“Linda tahu dia perempuan yang beruntung. Tapi setiap pagi, begitu
membuka mata menyambut hari baru, dia merasa ingin tidur lagi.”
Begitulah kenyataan yang dihadapi
Linda sang tokoh. Meski teman-temannya menyarankan dia minum obat saja, yang di
duga mengidap depresi. Tetapi Linda memilih untuk menajamkan rasa kehilangan
semangat dan kesepiannya, tak ingin menumpulkannya. Sampai akhirnya Linda terjun
kedalam suatu petualangan nekat dan tak terduga yang mampu membangunkan dirinya
yang dulu, yang dikiranya telah hilang sejak dia menjadi isteri baik-baik, ibu
penuh cinta, dan jurnalis yang ambisius. Selain rutinitas yang selalu ia jalani
selama bertahun-tahun bersama anak dan suaminya. Semuanya berubah saat Linda
bertemu kembali dengan mantan pacarnya semasa SMA dulu.
“Apakah aku ingin mencoba membuktikan
kepada Jacob bahwa aku wanita yang mandiri, bebas, berkuasa penuh atas diriku
sendiri? Apakah aku melakukan hal itu untuk membuatnya terkesan atau apakah itu
hanya upayaku untuk meloloskan diri dari ‘neraka’ seperti yang disebutkan
temanku.” (hal 39)
Suara hati Linda yang mencoba
mempertanyakan mengapa ia bisa melakukan selingkuh tanpa pernah ia niatkan
begitu memasuki pernikahan.
Jacob, selingkuhannya mampu membuatnya
merasakan hidupnya tak lagi membosankan. Yah, kejenuhan dalam pernikahan
akhirnya mencampakkannya dalam sebuah lubang hitam yang dalam bernama depresi.
Ia temukan tantangan hidup itu bersama mantan pacarnya Jacob yang bergelut di
bidang politik. Sementara bersama suaminya, ia merasakan hidup tak lagi
menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang bisa membuat adrenalinnya terpacu
kencang bak menaiki roller coaster. Terutama dalam hubungan seksual yang mulai
ia rasakan tak lagi meledak-ledak penuh gairah seperti dulu. Sebagaimana
kalimat yang tertulis di bagian novel ini.
“Kata mereka seks dalam perkawinan
hanya menarik selama lima tahun pertama, dan setelah itu dibutuhkan sedikit
imajinasi.” (hal 15)
Sampai suatu ketika Linda sendiri
yang memutuskan untuk mengakhiri perselingkuhannya. Meskipun Jacob meradang
mendapati kenyataan Linda takkan pernah lagi memuaskannya. Padahal Jacob
sendiri telah memiliki seorang isteri yang cantik, sempurna dan selalu
mendukung karirnya dibidang politik. Hanya saja, Jacob tak merasakan dirinya
yang seutuhnya bersama Konig isterinya karena dirasa begitu dominan baginya.
Novel bertema skandal perselingkuhan antara
jurnalis cantik dan politikus tampan bersetting negara Swiss ini, seolah
menyadarkan kita bahwa menikah bermodalkan cinta saja tidaklah cukup. Setelah
sekian tahun cinta akan bertambah ataukah semakin berkurang? Karena yang
namanya cinta adalah kata kerja yang membutuhkan kerja keras terus menerus
untuk menjaga dan menumbuhkannya. Sebagaimana penggalan kalimat dalam novel ini.
“Cinta saja tidak cukup. Aku harus
jatuh cinta pada suamiku. Cinta bukan hanya perasaan; cinta adalah seni. Dan
layaknya seni apapun, cinta tidak hanya membutuhkan inspirasi, melainkan juga
banyak kerja keras.” (hal 230)
Akhirnya Linda kembali berusaha untuk
bisa jatuh cinta lagi pada suaminya, meskipun harus bekerja keras untuk
memunculkannya kembali. Ia yakin, bila memulainya dengan memberi kasih dan
cinta lebih dulu, maka tidak mustahil hubungan cintanya bisa kembali bergairah
seperti awal ia bertemu suaminya. Yah, “Hanya kasih sejati yang dapat bersaing
dengan cinta-cinta lain manapun di dunia ini.” (hal 311)
Suami Linda yang sepertinya tahu telah terjadi
sesuatu pada isterinya, tetap menerima isterinya kembali. Sebagaimana ucapannya yang berhasil membuat
Linda dipenuhi air mata haru.
“Aku mengendalikan kecemburuan yang kurasakan karena dirimu, dan aku
senang karenanya. Kau tahu mengapa? Karena aku selalu harus menunjukkan bahwa
aku layak mendapatkan cintamu. Aku harus berjuang bagi perkawinan kita, bagi
kesatuan kita , dalam cara-cara yang tidak ada hubungannya dengan anak-anak
kita. Aku mencintaimu. Aku akan menanggung apapun, apapun juga, untuk selalu memilikimu disisiku. Tetapi aku tidak
dapat menghentikanmu jika kau ingin meninggalkanku suatu hari nanti. Jadi jika
hari itu tiba, kau bebas untuk pergi dan mencari kebahagiaanmu. Cintaku padamu
lebih kuat daripada apapun juga, dan aku tidak akan menahanmu dari menjadi
bahagia.” (hal 262)
Apalagi setelah mendengar kejujuran
suaminya tentang mimpinya yang telah lama ia pendam lama. “Menjual semua yang
kumiliki, membeli perahu, dan berkeliling dunia bersamamu," ucap suaminya (hal 287)
Paulo Coelho mampu menutup ending
novel ini dengan sebuah akhir yang manis karena akhirnya perceraian tidak
sampai menyentuh pernikahan Linda dan suaminya. Tak heran novel ini masuk rak
besst seller, meski tak sefenomenal best sellernya buku The Alcemis Paulo
Coelho yang banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa. Jadi tak selamanya jatuh
cinta pada selain pasangan akibat kejenuhan harus berakhir dengan perceraian bukan? Bila pasangan suami isteri mau
dengan berendah hati untuk saling instropeksi diri dan berusaha keras kembali
menumbuhkan cinta bersama.
Menyikapi terjadinya
perselingkuhan selain mengatasi kejenuhan secepatnya saya jadi ingat saat
mengikuti kopi darat sekolah pernikahan bulan Juni yang lalu, saya
terkesan dengan ucapan nara sumber dalam acara tersebut yang selalu mengatakan
pada istrinya
“Tolong jaga saya,” ucapnya.
Makna kalimat diatas diungkapkan
oleh nara sumber bukan tanpa alasan. Sebagai manusia biasa, dia memiliki
kelemahan sebagaimana manusia lainnya yaitu mengalami fluktuasi dalam keimanan.
Bisa jadi saat ada wanita yang menggodanya, imannya sedang lemah atau turun
drastis. Untuk itulah ia meminta dengan kerendahan hati agar isterinya mau ikut
menjaganya dari godaan tersebut. Apalagi saat kondisi psikis sedang lemah atau
down karena masalah. Maka dalam kondisi seperti ini akan mudah tergelincir
dalam godaan wanita atau pria lain.
Biasanya menurut nara sumber
orang luar yang membuat kita tergoda juga sedang mengalami kemunduran iman atau
kondisi psikis yang sama dengan kita. Jadi besar kemungkinan sinyal nya saling
memangggil . Untuk itulah betapa pentingnya kita menjaga diri dan meminta
pasangan suami atau isteri kita juga ikut menjaga diri kita..
Menjaga disini bukan berarti
bertindak sebagai satpam yang terus mengawasi pasangan 24 jam. Istilahnya
‘menjaga’ adalah saling memberi kekuatan agar masing masing tidak mudah jatuh
ke dalam lubang perselingkuhan. Lewat kekuatan cinta yang terus ditumbuhkan dan
dipelihara bersama.
Penting bagi suami ataupun
isteri untuk memiliki kesadaran diri apa kelemahan dirinya dan kapan kondisi
dirinya sedang lemah dan rentan terhadap godaan yang datang. Ini merupakan
salah satu antisipasi agar tak terjebak dalam hubungan yang rumit yaitu
perselingkuhan. Selain menjaga hubungan pernikahan tetap harmonis bersama
pasangan.Yah, maraknya perselingkuhan belakangan ini merupakan pemicu terbesar
terjadinya perceraian. Moga pernikahan kita terhindar dari virus menyakitkan
ini, karena pasangan kita begitu berharga. Amin....:)