6.
Yang
terakhir Sosok Stella sebagai pemimpin Perusahaan Melilea International
Taiwan.
Setelah
sekian lama meninggalkan negara mereka, Stella dan suaminya kembali ke Malaysia
pada 2002 dan bertekad merintis kembali usaha mereka dari nol. Dengan
pengalaman sepuluh tahun yang mereka dapatkan di Thailand, Stella dan suaminya
akhirnya merancang sebuah usaha yang menggabungkan unsur internet, franchising,
dan customer relationship management, yaitu Melilea International yang
kantornya berpusat di gedung mewah yang terletak di ibu kota Malaysia, Kuala
Lumpur. Dimana sebelumnya terletak di Kota Melaka. Usaha yang mereka dirikan dengan mengedepankan
kualitas produk daripada keuntungan materi semata. Selain mengutamakan kualitas
produk, Melilea juga sangat menitikberatkan keamanan setiap produk yang
dipasarkan. Seluruh proses mulai dari riset, produksi, sampai pengelolaan
produk menggunakan standardisasi terbaik dunia. Disamping itu, Stella dan Alan
berusaha untuk membangun para staf dan karyawan-karyawannya.
“Membangun”
adalah kata yang sering diucapkan Stella. Dia akan berupaya membangun diri
seseorang sebisa mungkin. Namun setiap orang yang ingin dibangun tentu saja
harus menunjukkan upayanya sendiri agar tujuannya bisa tercapai dengan baik.
Stella
percaya, usaha yang bertujuan menolong orang banyak menuju perubahan sehingga
bisa hidup lebih baik akan menjadi usaha yang memberikan nilai lebih kepada
pemiliknya selain materi belaka. Maka misi serta filosofi dasar Melilea adalah
terdiri dari empat pilar utama kehidupan terdiri atas kesehatan, kecantikan,
kesuksesan, dan kebahagiaan. Seluruh pengajaran yang selalu disertai
langka-langkah taktis yang praktis untuk menimplementasikan pengajaran tersebut
dalam kehidupan nyata. Langkah pertama
adalah dengan menggunakan produk yang mereka jual. Dengan harapan setiap mitra
yang memakainya berkesempatan merasakan perubahan dalam kesehatan dan
kecantikan mereka. Langkah selanjutnya
adalah memulai menetapkan rencana dan sasaran untuk membangun bisnis yang
berkesinambungan. Yang mana bila dilakukan dengan sepenuh hati, tentu bisa
meraih kesuksesan dalam hidup mereka. Langkah
terakhir adalah membangun pandangan dan nilai hidup yang tepat.
Sebagai
pimpinan, Stella pun kerap menyesuaikan peran layaknya seorang guru atau ibu
ketika sedang berkunjung ke cabang-cabang perusahaan di berbagai negara. Dia
tidak ragu terjun langsung memberikan pendidikan mental dan moral kepada
jajaran stafnya di seluruh dunia. Pandangan Stella yang tertanam kuat di benak
para stafnya adalah agar tidak menilai segala sesuatu hanya dari permukaannya
saja, tetapi harus melihat lebih terperinci apa yang ada di dalamnya. Selain
itu Stella juga selalu menekankan bahwa tindakan seorang pemimpin akan menentukan
tingkah laku jajaran staf yang menjadi bawahannya. Memang, Stella berusaha
memberikan contoh lebih dulu sebagai pemimpin perusahaan terhadap para
karyawannya. Stella juga kerap diundang mengisi seminar dan menjadi motivator. Yang menarik, hampir setiap Stella
menutup acara dengan moment inspratif, tidak sedikit peserta yang menitikkan
air mata. “Saya dapat merasakan makna di balik tetesan air mata itu,” ujar Stella.
“Tidak
peduli dari mana pun Anda berada, jauh di lubuk hati kita, setiap wanita adalah
sama.”
Yah,
Alan dan Stella adalah pemimpin yang selalu memberikan contoh terlebih dahulu
sebelum memerintah stafnya mengerjakan suatu tugas. Kebiasaan ini sudah dimulai
sejak Melilea baru berdiri dan tidak pernah hilang hingga Melilea telah menjadi
perusahaan International yang ternama.
Itulah
jejak perjalanan Stella yang akhirnya
mampu menguak rahasia kekuatannya sebagai wanita. Jejak yang membuatnya
bertumbuh dan berkembang menjadi wanita yang mandiri, kuat, lemah lembut tapi
tegas dan akhirnya tahu apa yang membuatnya bahagia, yaitu cinta! Dari
orang-orang yang ia cintai. Mungkin bisa digambarkan rahasia kekuatan Stella
yang mewakili juga kekuatan semua wanita menurut saya adalah sebagai berikut
Disaat
wanita dicintai---ia akan bahagia-lalu menjadi hebat-di segala perannya
Tentu
saja untuk bisa dicintai, Stella telah memberikan cinta itu lebih dulu pada
anak-anak dan suaminya, juga pada orang lain. Ibarat petani yang menanam lebih
dulu, baru memanen hasilnya. Jadi tidak serta merta cinta itu tumbuh dan datang
dengan sendirinya tanpa kerja keras lebih dulu dengan memberi.
Yups!
Stella telah membuktikan bahwa ia mampu
dan bisa bahagia menjalani perannya sebagai wanita karier. Tanpa melupakan perannya sebagai seorang ibu
dan isteri yang hebat. Hingga beberapa penghargaan berhasil ia dapatkan.
Diantaranya memenangkan penghargaan Hua Guan sebagai Top Ten Oustanding World
Chinese Busisness Women, Amerika Stevie Award Women in Busines dan menerima
anugerah Diamond Award dari ESQR atau European Society for Quality Research,
asosiasi penilai kinerja bisnis yang berpusat di Austria. Dan banyak
penghargaan lainnya. Tak heran, Stella dipandang sebagai ikon wanita bisnis
yang sukes di Asia. Meskipun begitu, ia tetap rendah hati dan tak lupa dari
mana ia berasal. Sebagaimana ucapannya di hadapan para peserta yang hadir.
“Segala
penghargaan yang saya peroleh, bukan tujuan utama saya. Keinginan untuk
berkontribusi terhadap masyarakat yang menjadi misi utama hidup saya.” Dan
“Saya
dedikasikan penghargaan ini kepada kaum wanita di mana pun mereka berada. Saya
harap, setiap wanita berani bangkit untuk menapaki karier mereka dan meraih
kesuksesan di masa depan!”
Satu
lagi yang membanggakan dari sosok seorang Stella yaitu beliau juga aktif dalam
kegiatan sosial dimana Stella menitikberatkan fokus pada bantuan terhadap kaum
jompo, anak-anak, dan para wanita yang lemah. Wujud kegiatan sosialnya antara
lain sumbangan dana kepada fakir miskin dan anak-anak yatim, membangun
kemandirian para janda dsb. Meskipun ringan tangan dalam membantu sesama,
Stella tetap berprinsip yaitu
“Ajarkan
orang memancing, jangan memberinya ikan.”
Sebagaimana
penjelasan Datin Rosaline, seorang wanita paruh baya yang pernah datang ke
kantor Melilea saat meminta sumbangan
amal.
“Tidak
semua orang kaya itu mau berkontribusi secara tulus kepada masyarakat. Tidak
sedikit pula yang menyumbang sekedar demi pencitraan diri,” beber Datin
Rosaline Menurut Datin hal ini tidak
ditemukannya dalam diri Stella. Setiap kali terdapat proposal untuk membangun
diri wanita dengan program “memberikan pancing”, bukan dengan memberi ikan
langsung, Stella tak segan-segan merogoh koceknya dalam-dalam.
Oh
ya, uniknya di depan nama Stella Chin tersemat panggilan datuk. Biasanya datuk
adalah gelar kehormatan yang disematkan pada pria di Malaysia, dimana isterinya akan
dipanggil datin. Ternyata panggilan datuk diberikan pada Stella sebagai bukti
kemampuan Stella dalam mengelola sebuah usaha. Keunikan Stella selain gelar
datuk yang ia dapatkan adalah memiliki kebiasaan unik yang suka berbicara
dengan diri sendiri. Kebiasaan ini menurut Stella sudah ada sejak kecil hingga
sekarang ia menjadi seorang executive president dan mendapat gelar datuk di
negaranya.
Kesimpulannya,
setiap wanita memiliki harapan/keinginan kebahagiaan yang berbeda-beda. Dan
hanya hati terdalam yang paling jujurlah yang bisa menjelaskannya.
Sebagaimana sosok Datuk Stella Chin yang akhirnya tahu apa kebahagiaan yang
diinginkannya, yaitu terus membagi cintanya pada keluarga, sehingga selalu
mendapatkan cinta suami dan anak-anak, yang mendukung kesibukannnya sebagai
wanita karier dan pemimpin sebuah perusahaan. Selain mengajarkan kita untuk mau
menggali lebih dalam peran sebagai seorang wanita yang multitasking, agar bisa
hidup bahagia sebagai seorang ibu, isteri, dan wanita bekerja. Melalui rumus
ala Stella tentang kebahagiaan yang ia paparkan
Bahagia
= menambah cinta, mengurangi benci, menggandakan rasa syukur, dan menghilangkan
gosip. Yah, sebab wanita dimana pun dan
dari golongan manapun, adalah sebuah sosok yang begitu istimewa! Hingga berhak
untuk meraih kebahagiaanya.
#kebahagiaanyangkutahu,#datukstellachin,#stellasociety
referensi foto : koleksi pribadi, fb dan Ig kebahagaian yang kutahu
referensi foto : koleksi pribadi, fb dan Ig kebahagaian yang kutahu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar