Berbagi itu tak menunggu mapan. Berbagi tak akan membuatmu jatuh miskin. Dan berbagi selain melembutkan hati dan mengasah rasa empati, juga akan mendapatkan ganjaran pahala di akhirat kelak dari Allah. So, #jangantakutberbagi
Banyak orang yang suka memelihara kucing karena binatang ini sangat lucu, manja dan menggemaskan. Namun ada juga yang kurang suka dan peduli pada binatang ini, termasuk diriku dulu. Tapi entah mengapa, tiba-tiba seekor anak kucing muncul di rumahku. Herannya walaupun aku tak peduli padanya, kucing ini enggan pergi dan betah di rumah kami. Lama-kelamaan muncul rasa kasihan padanya, saat melihat mukanya yang memelas itu. Aku pun tergerak untuk memberinya makan, padahal dulu tak perduli dan malah sering mengusir kucing yang masuk ke rumah.
Awalnya kasihan,
lama-kelamaan entah mengapa, muncul rasa
sayang pada kucing-kucing ini, yang tak jua mau pergi dari rumah alias betah.
Disitulah aku sadar bahwa bukan aku yang memilih kucing ini, tapi dialah yang
telah memilihku sebagai majikannya.
Akhirnya tanpa dikomando, setiap hari rajin kuberi makan dan selalu ingat
membelikan ikan khusus buat mereka ketika ke pasar. Hari berganti hari, aku pun
menjadi dekat dan sayang pada kucing-kucing di rumah. Sebaliknya kucing-kucing
ini pun seperti tahu disayang dan diperhatikan olehku dan suami, hingga suka
bermanja-manja pada kami, termasuk pada anak-anak. Ajaib memang, dari yang
tidak suka kucing, diriku menjadi sayang dan perhatian. Bahkan rela menyisihkan
uang belanja dan jatah bulanan agar bisa
membelikan kucing-kucing kami ikan.
Kucing-kucing kami pun
tumbuh besar dan ada yang melahirkan banyak anak yaitu sampai 6 ekor. Sempat terpikir
betapa makin repotnya aku, karena dengan bertambahnya kucing di rumah, berarti
biaya untuk memberikan makannya juga bertambah. Tapi mau dibuang kok tidak tega
yah. Akhirnya kupelihara semua walau agak rempong. Apalagi setelah agak besar,
kucing yang kuberi nama Kittun ini melahirkan lagi, hingga berjumlah sebelas
ekor di rumah. Uang belanja bulanan sempat terganggu dan naik turun. Akibat
pengeluaran yang bertambah hingga aku ingin menyerah. Namun niatku dan suami
untuk membuang kucing lagi-lagi tak sampai hati kami lakukan. Sementara disisi
lain aku merasa tak enak hati pada pak suami, karena uang belanja yang cepat
habis sebelum gajian. Pak suami sendiri juga sudah berusaha maksimal memberikan
gajinya untuk biaya hidup kami sekeluarga.
Belum hilang kepusingan
kami, tiba-tiba suatu malam terdengar suara anak kucing mengeong-ngeong dengan
begitu memelasnya. Saat kami hampiri, terlihatlah 2 anak kucing yang baru lahir
di dalam kantong kresek. Astaghfirullah! Siapa yang tega gerangan membuang anak-anak kucing ini di depan rumah kami? Bahkan ari-arinya saja belum lepas
semua, yang lebih miris lagi, dibuang tak bersama induknya, padahal mereka masih
harus menyusui. Saya dan Pak suami pun lagi-lagi tidak sampai hati, lalu
memberikannya susu khusus kucing pakai botol dot kecil.
Suatu hari saya kembali
diikuti seekor anak kucing di pasar yang tengah mengeong-ngeong lapar.
Lagi-lagi saya tidak tega dan memutuskannya untuk membawanya pulang. Begitu
juga Pak suami yang juga tidak tega mendapati seekor anak kucing mondar-mandir
di jalan dengan tubuh yang kurus dan perutnya kempes karena tidak makan.
Sementara kendaraan roda dua dan roda empat lalu lalang tak peduli, hingga
hampir menabrak anak kucing yang kebingungan ini. Pak suami pun segera
mengambil dan membawa pulang anak kucing tersebut, takut ini kucing ketabrak
motor atau mobil. Akhirnya jumlah kucing di rumah pun kian bertambah hingga
belasan ekor.
Di tengah keraguanku akan
niat untuk terus berbagi pada hewan tak berdaya ini, aku pun di sadarkan oleh
kisah seorang bapak penyayang kucing.
Beliau rela menyisihkan uangnya demi bisa
memberikan makan kucing-kucing yang ada di pasar. Padahal beliau hanya seorang
penjual sandal jepit di kaki lima. Subhanallah! Sebagai ganjaran dari Allah,
Bapak tersebut mendapatkan rejeki umroh dari salah satu instansi. Cerita
lengkapnya bisa ditonton di link Youtube ini.
Bahkan ada seorang ibu rumah
tangga yang hidup sederhana, namun sanggup memelihara kucing di rumah hingga 200 ekor. Semua biaya perawatan untuk kucing mulai dari pengobatan hingga
makannya, diambil dari kocek sendiri, meski ada yang memberikan donasi tapi
hanya sedikit. Ckckckckc!...Salut! namanya Rumah Kucing Parung, yang juga menerima dengan senang hati bila ada yang mau donasi ke rek berikut
Sebab beliau harus membeli puluhan kilo makanan kucing kering dan basah setiap harinya.
Ternyata perjuangan dan pengeluaran saya dalam merawat
kucing tidak ada apa-apanya dibandingkan Bapak penjual sandal diatas dan ibu
yang sepenuh hati ini meski bukan orang kaya. Kisahnya tonton di link Youtube
berikut.
Sejak itu aku hanya bisa berdoa sambil meyakini diri bahwa tidak akan
jatuh miskin bila aku terus berbagi pada semua mahkluk Tuhan, salah satunya
kucing. Alhamdulillah Allah membukakan jalan dengan kutemukannya sebuah
komunitas pecinta kucing. Dimana grup ini bisa saling menghibahkan kucing yang
sudah terlalu banyak dan tidak sanggup lagi kita urus. Para anggota yang memang
penyayang kucing, akan dengan senang hati mengadopsi kucing yang kita berikan
dengan merawatnya sepenuh hati. Akhirnya beberapa kucing aku lepaskan agar
lebih terawat secara maksimal. Walau agak berat dan sedih karena sudah
terlanjur sayang. Namun daripada dibuang ke jalan, kasihan nasibnya akan
terlantar pikirku. Jadi bagi teman yang menemukan kucing di jalan atau sudah
terlalu banyak kucing di rumahnya, maka bisa bergabung di grup ini. Berikut
link fb Komunitas Adopsi Kucing
Ibu ini tiap hari ke pasar hanya untuk mencari sisa2 makanan buat kucing2 jalanan di rumahnya. Subhanallah
Setidaknya bila kita tidak mampu berbagi dengan uang, bisa dengan imformasi yang bermanfaat, salah satunya info grup ini.
Setidaknya bila kita tidak mampu berbagi dengan uang, bisa dengan imformasi yang bermanfaat, salah satunya info grup ini.
Aku tahu, seberapa banyak pun memberi sesuatu pada
kucing, tak akan pernah balas diberi oleh kucing. Walau ucapan terima kasih
sekalipun. Belum lagi bila ada kucing yang buang kotorannya sembarangan. Rasa
jengkel pasti pernah menghinggapi, namun tak pernah sampai terlontar niat untuk
memarahi apalagi sampai memukul mereka. Tapi, begitulah cara Tuhan
mengajarkanku makna memberi yang sesungguhnya, yaitu tanpa mengharapkan imbalan
alias memberi tanpa pamrih.
Caby yang dirawat inap di klinik hewan, sebelum akhirnya meninggal
Jadi keikhlasanku dalam memberi benar-benar di uji. Berbeda bila aku memberi
sesuatu pada temanku atau orang sekitarku, maka mereka bisa membalasnya di saat
aku membutuhkan. Karena tak selamanya memberi barang harus mendapatkan imbalan
barang juga. Sebagaimana memberi kucing ini makan, namun ia membalasku dengan
membuat hati terhibur dan senang dengan kehadirannya.
Soal rejeki, entah mengapa selalu ada saja lewat jalan
manapun, ketika keuangan kami sudah mepet padahal harus tetap menyediakan
makanan untuk kucing. Dari situlah saya semakin yakin bahwa tidak akan pernah
kekurangan bila kita terus berbagi dengan ikhlas. Bisa dengan sedekah langsung kepada semua mahkluk Tuhan yang membutuhkan atau melalui lembaga yang menerima sedekah kita salah satunya yang saya tahu lewat salurkan donasi ke Dompet Dhuafa.
Demi menekan populasi kucing di rumah, akhirnya kami putuskan untuk mensterilnya, agar tidak beranak pinak dan terancam tidak terurus. Selain kasihan dengan kucing betina yang capek melahirkan terus. Jadi selain berbagi dengan ikhlas dan tulus, kita juga harus berdoa, berikhtiar dan berusaha agar terus bisa berbagi. Sebab sebuah kebaikan sekecil apapun, akan dibalas oleh Tuhan dan bisa menjadi ladang pahala kita kelak di akhirat. Amin….
Demi menekan populasi kucing di rumah, akhirnya kami putuskan untuk mensterilnya, agar tidak beranak pinak dan terancam tidak terurus. Selain kasihan dengan kucing betina yang capek melahirkan terus. Jadi selain berbagi dengan ikhlas dan tulus, kita juga harus berdoa, berikhtiar dan berusaha agar terus bisa berbagi. Sebab sebuah kebaikan sekecil apapun, akan dibalas oleh Tuhan dan bisa menjadi ladang pahala kita kelak di akhirat. Amin….
semoga rezeki mu sekeluarga selalu lancar ya mba.aku dulu pliara banyak kucing.tp setelah nikah cm 1, krn suami ga terlalu suka. tp aku ttp msh sayang banget ama kucing. kucing di rumah juga aku steril supaya ga beranak. kdg ga tega liat kucing2 di jalan yg kelaperan. di kantorku jg ada kucing, udh aku wanti2 ama security yg jaga, jgn diusir. kalo dia mau numpang tidur, biarin aja. dipikir2 kasih makan mereka jg ga abis banyak. apalagi makanan kucing yg kering bisa tahan lama kok sbnrnya
BalasHapusBetul mak, muka kucing kan manja dan butuh dikasihani, suka luluh ngeliatnya. Semoga mak juga berlimpah rejeki ya aminn��
BalasHapusIbuuu menyentuh sekali tulisannya. I love cats too tapi apa daya ga boleh pelihara. Setidaknya jangan menyakiti kalau tidak bisa memberi yah..
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung Madewi 😊 Iya tragisnya masih ada aja yg tega nyakitin hewan lucu ini😥
HapusSaya suka kucing tapi belum sanggup memelihara. Mudah2an di masa depan ada kesanggupan untuk memelihara walaupun seekor saja.
BalasHapusSemoga ya Vani😊 amin
HapusPaypal online casinos are unusual and in great demand. This company was founded in 1998 in California.https://www.roulettencasinos.com/
BalasHapus