Kalimat apa yang paling ditakuti semua isteri di dunia ini? Yah, kalimat ijinkan aku menikah lagi wahai isteriku. Kalimat inilah yang bila diucapkan oleh para suami, akan sangat ditakuti para isteri. Tapi tidak untuk seseorang, sebab kalimat itulah yang selalu ia rindu keluar dari mulut suaminya. Berikut penuturannya,
Sudah bertahun-tahun aku menantikan ucapan sayang, ijinkan aku menikah lagi keluar dari mulut Mas Bagas suamiku. Mungkin kalian akan bertanya kok mau sih? Apa tidak sakit hati dan sudah benar-benar ikhlas bila ucapan itu sampai keluar dari mulut suamimu? Orang yang paling kamu cintai sepenuh hati. Orang yang sudah bertahun tahun menjadi milikmu. Tapi kini mau kau lepaskan begitu saja menjadi milik orang lain? Atau jangan-jangan kamu sudah tidak mencintai suamimu, karena telah jatuh cinta pada pria lain?
Tentu aku sangat mencintai suamiku mulai dari awal menikah hingga sekarang. Bahkan kadar cintaku tidak berkurang sedikitpun, tapi malah bertambah. Mas Bagas juga demikian, semakin mencintai dan menyayangiku di usia pernikahan kami yang ke 20 tahun. Pokoknya kali ini aku harus bisa mendesak Mas Bagas agar mau menikah lagi. Dengan begitu, rumah tangga kami semakin semarak dan penuh warna.
"Mas, kamu udah jalan pulang? Udah sampai dimana? Soalnya ada yang ingin aku bicarakan. Penting!" ucapku di telp.
"Sudah Sayang, ini lagi dalam perjalanan menuju istana kita. Memangnya ada berita penting apa? Mas jadi penasaran. "
"Nanti kalau Mas udah sampe aja baru aku bicarakan secara jelas, ya."
"Oke, siap," jawab Mas Bagas sebelum menutup teleponnya.
Aku gelisah menunggu Mas Bagas pulang. Rasanya sudah tak sabar untuk memberi sebuah kabar baik bagi pernikahan kami. Aku yakin kali ini dia tak akan menolak permintaanku lagi, untuk menikah dengan calon pilihanku. Apalagi calon pilihanku ini adalah orang yang sudah sama-sama kami kenal. Calonku ini juga sudah setuju dan menerima tawaranku dengan hati yang gembira. Setelah hampir satu jam menunggu Mas Bagas, akhirnya terdengarlah suara mobilnya di garasi rumah. Kusambut Mas Bagas di depan pintu sambil menggandeng tangannya mesra. Lalu mengajaknya duduk di ruang tamu.
"Sayang, kamu tahu aku sudah menunggu moment ini sudah lama. Aku harap kamu tidak menolaknya lagi, " ucapku sambil menatap Mas Bagas memohon.
"Moment apa Sayang? Mas tidak mengerti sebelum kamu jelaskan," jawab Mas Bagas sambil mengecup keningku mesra.
Akhirnya kuceritakanlah semuanya secara jelas dan panjang lebar. Mas Bagas hanya terdiam, tak langsung menjawab seperti biasanya.
"Apa kamu sudah benar-benar yakin dengan keputusanmu, Sayang? Mas tidak ingin menyakiti hatimu dengan menikahi wanita yang lain. "
"Tentu saja tidak Mas, aku malah sakit hati dan sedih bila Mas Bagas tidak memenuhi permohonanku ini. Please! Tolong penuhi impian dan harapanku ini Mas, pintaku terus meyakinkan Mas Bagas.
"Baiklah Sayang, kalau keputusan ini bisa membahagiakanmu. Mas akan berusaha walau sangatlah berat. Kamu kan tahu Sayang, hanya kaulah satu-satunya wanita yang Mas cintai sampai mati. Tidak mungkin suamimu ini bisa mencintai wanita lain lagi selain dirimu,"ucap Mas Bagas sambil memelukku erat.
"Aku sangat yakin akan cintamu Mas, untuk itulah aku percaya padamu bahwa kau akan selalu membahagiakanku. Salah satunya dengan menikah lagi," jawabku lega. Rasanya aku ingin bersorak girang saking bahaginya.
Akhirnya Mas Bagas mengabulkan keinginanku yang sudah beberapa tahun ini kupendam. Tentu saja dengan menyetujui sebuah syarat yang diajukan oleh Mas Bagas. Aku sudah tidak perduli dengan syarat apapun! Yang terpenting kalimat ijinkan aku menikah lagi dari bibir maskulin Mas Bagas, akan segera kudengar dan kabulkan.
Yah, aku memutuskan rela di madu agar suamiku bisa memiliki anak dengan istri keduanya. Sudah bertahun-tahun kami menikah, tapi tak jua dikarunia buah hati. Dengan menikah lagi, aku berharap suamiku bisa memberikan anak untukku meski dengan menikahi wanita lain.
Puji syukur Tuhan mengabulkan doaku karena istri kedua suamiku bisa melahirkan. Sesuai kesepakatan, anak pertama mereka diberikan untukku karena aku sudah begitu rindu menimang bayi mungil dipangkuanku. Toh, istri kedua suamiku bisa melahirkan lagi karena dia wanita yang subur. Kini kami hidup berbahagia karena suamiku tetap menyayangiku tanpa melupakan istri keduanya. Mas Bagas benar-benar bisa membagi kasih sayang pada kami istrinya tanpa ada yang tersakiti.
Dari kisah nyata
Aku ga pernah mau menjudge seseorang Krn keputusannya :). Krn buatku, kebahagiaan masing2 orang pasti berbeda. Sesuatu yg kliatan menyakitkan buat kita, bisa jadi bagi orang lain itu membahagiakan. Siapa aku yang berhak menghakimi 😊.
BalasHapusKalo ditanya ke aku gimana kalo suami begitu, ntahlah mba. Aku ga bisa jawab bakal marah atau ga. Mungkin skr marah. Tapi kalo aku ga bisa melayani kebutuhan suami lagi, apa aku bakal tetep marah? Kan artinya egois kalo gitu. Tapi aku ga mau berfikir kesana dulu 😁. Skr nikmatin aja moment2 bahagia skr 😊
Cuma bisa bilang... wanita kuat. Karena mampu dan rela di madu meski itu utk tujuan supaya dirinya punya anak juga.
BalasHapus